Saya baru tau nama salah seorang rekan kerja Aya Sophia adalah berasal dari nama sebuah masjid kuno yang berabad-abad lamanya di Turki. Setelah mesjid itu berubah ganti fungsinya sehingga kini kembali menjadi masjid yang indah dan bersejarah. Namun proses ini sebagian negara merasakan yang berbeda.
Amerika meradang. Yunani meraung-raung. Eropa meronta-ronta. Tapi, Erdogan tetap mengubah Hagia Sophia kembali masjid. Tak ada kekuatan internasional yang mampu menghentikan tekad Erdogan.
Setelah sekian lama Hagia Sophia dijadikan mesium oleh rezim sekuler Turki, kini azan kembali berkumandang dari dalam Hagia Sophia. Seperti yang dilakukan Sulthan Muhammad Al Fatih dahulu.
Erdogan tak akan berani lakukan ini kalau bukan karena semuanya telah dipersiapkan. Bayangkan, kiri kanan kaum tsb meradang menanggapi rencana Erdogan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Itu tidak mudah.
Tapi Erdogan sepertinya betul-betul yakin, bahwa Turki telah kembali. Turki sudah siap menghadapi semua serangan. Turki hari ini bukanlah Turki era rezim sekuler dahulu yang menjadi “negara sakit di Eropa”. Erdogan berhasil menjadikan bangsa Turki berdiri tegak di atas kaki sendiri. Tak perlu menjadi lamit/budak bagi bangsa lain.
Proses perubahan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memerintahkan untuk mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Pernyataan Erdogan disampaikan setelah sebelumnya pengadilan Turki, Jumat (10/7), mencabut status museum yang disematkan kepada Hagia Sophia.
Perintah presiden itu disampaikan lewat sebuah dekrit. Seperti dilansir CNN, lewat dekrit itu pengurusan Hagia Sophia tak lagi di bawah Menteri Kebudayaan, namun di Kementerian Urusan Agama.
Beberapa jam sebelumnya, persidangan di Dewan Negara yang mendebatkan kasus ini membatalkan keputusan kabinet pada 1934 di era Kemal Ataturk yang sudah berjalan enam abad. Di era sekulerisme Ataturk, Hagia Sophia diubah menjadi museum dari sebelumnya masjid.
“Keputusan kabinet pada 1934 yang mengakhiri pemanfaatan Hagia Sophia sebagai masjid dan mengubahnya jadi museum tak sesuai dengan hukum,” ujar Dewan Negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berulangkali menegaskan keinginannya untuk mengubah bangunan warisan dunia itu menjadi masjid. Meski mendapat penentangan dari sejumlah pihak, Erdogan menilai urusan Hagia Sophia adalah kedaulatan Turki.
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, menyatakan pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid tidak akan menghilangkan identitasnya. Tempat tersebut dikatakan akan selalu menjadi warisan sejarah dunia. “Membuka Hagia Sophia untuk beribadah tidak menghalangi wisatawan lokal atau asing mengunjungi situs ini. Jadi kerugian dari warisan dunia tidak dipertanyakan,” kata Kalin dikutip dari Anadolu Agency.
Kalin menegaskan sejarah Hagia Sophia dimulai pada abad keenam sebagai sebuah gereja, berlanjut sebagai masjid, dan kemudian sebagai museum. Status Hagia Sophia menjadi museum adalah status yang paling jauh dari tiga identitas bangunan ikonik.
Perjalanan Hagia Sophia
Hagia Sophia adalah gereja pertama yang diresmikan pada 15 Februari 360 M di masa pemerintahan kaisar Konstantius II oleh uskup Eudoxius dari Antioka. Gereja dibangun di sebelah tempat istana kekaisaran Byzantium.
Pada 7 Mei 558 M, di masa kaisar Justinianus, kubah sebelah timur runtuh terkena gempa. Kemudian, pada 26 Oktober 986 M pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (958-1025) juga kembali terkena gempa.
Akhirnya, pada awalan abad ke-14 dilakukan renovasi besar-besaran agar tidak terkena gempa lagi. Keistimewaan kubah ini terletak pada bentuk kubahnya yang besar dan tinggi. Ukuran tengahnya 30 meter, tinggi dan fundamentalnya 54 meter.
Interiornya pun dihiasi mosaik dan fresko, tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni dan dindingnya dihiasi ukiran. Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada 29 Mei 1453. Sultan turun dari kudanya dan bersujud syukur pada Allah SWT, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan agar gereja tersebut diubah menjadi Masjid Aya Sofia yang dikemudian hari digunakan untuk melakukan shalat berjamaah, shalat Jumat, dan kegiatan keagamaan umat Islam lainnya.
Hingga pada 1937, Mustafa Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Sehingga mulailah proyek pembongkaran Hagia Sophia, dimulai dari dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.
Sejak saat itu, Masjid Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata yang terkenal oleh pemerintah Turki di Istanbul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Byzantium yang indah memesona.
Karakter arsitektur Byzantium menunjukkan pengembangan dari tiga periode utama. Pertama, 330-850 M termasuk masa permerintahan Justinian; Kedua, 850-1200 M termasuk dalam dinasti Macedonia dan Comnenia; Ketuga, 1200 M hingg saat ini. Karakter arsitektur juga terpengaruh oleh budaya lokal, seperti yang terlihat di Turki, Italia, Yunani, Macedonia, Armenia, Syria, rusia Serbia, dan Prancis.